e. Mengurangi Dampak Kekeringan; Cadangan air dalam rawa dapat berfungsi sebagai sumber air alternatif saat musim kemarau. Memberi kelembaban pada tanah di sekitarnya dan mempertahankan kestabilan vegetasi.
Optimalisasi Fungsi Rawa sebagai Kolam Retensi
Konsep Kolam Retensi Alami. Kolam retensi adalah cekungan atau waduk buatan yang digunakan untuk menampung limpasan air hujan sementara waktu sebelum dialirkan ke sungai atau diserap tanah. Rawa yang dikelola secara tepat dapat difungsikan sebagai kolam retensi alami dengan fungsi serupa, namun dengan tambahan manfaat ekologis.
Strategi Optimalisasi. Sebagai Langkah strategi dalam Upaya optimalisasi dengan melakukan Langkah-langkah sebagai berikut:
Restorasi dan Rehabilitasi Rawa, meliputi berbagai kegiatan seperti: Penggalian kembali cekungan yang tertutup, Pembersihan gulma invasif dan sampah, Penanaman vegetasi asli rawa
Integrasi dalam Tata Ruang Kota; Penetapan kawasan rawa sebagai bagian dari ruang terbuka biru-hijau (blue-green infrastructure), Perencanaan zonasi berbasis DAS (daerah aliran sungai)
Rekayasa Sosial dan Kelembagaan; Pelibatan masyarakat dalam konservasi, Pembentukan kelembagaan pengelolaan rawa kota
Desain Ekohidrologi; Membuat kanal penghubung antara rawa dan saluran utama, Mengatur debit masuk dan keluar untuk mengontrol genangan dan aliran air
Beberapa kota di dunia telah mengadopsi pendekatan serupa, seperti: Cheonggyecheon Stream, Seoul – Menghidupkan kembali saluran air alami untuk pengendalian banjir dan estetika kota, Marshlands Restoration, New Orleans – Rehabilitasi rawa untuk menanggulangi risiko banjir akibat badai dan Green Infrastructure in Rotterdam – Menggunakan taman-rawa dan kolam retensi alami untuk pengelolaan air hujan
Tantangan dan Peluang
Tantangan: dalam Upaya untuk merealisasi konsep tersebut ada beberapa tantangan yang dihadapi saat ini, mulai dari resistensi dari pemilik lahan atau pengembang, dari aspek pembiayaan yang cukup besar, apalagi dengan kondisi efesiensi saat ini, dan yang tidak kalah penting Adalah perlu integrasi lintas sektor (Dinas Lingkungan Hidup, PU, tata ruang)
Peluang: namun di sisi lain masih terbuka peluang melalui dukungan kebijakan nasional (misal: Program Kota Tanpa Kumuh, Rencana Pembangunan Berkelanjutan, dll), Sumber dana CSR dan internasional (climate fund, urban resilience program) ataupun melalui sumber dana investor yang ada korelasinya dengan aktivitas pendukung lainnya, dan faktor inovasi teknologi ramah lingkungan.
